Model Pembelajaran Aktif,
Inovatif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan (PAIKEM)
Oleh Hermanudin
1.
Abstrak
Pembelajaran Aktif, inovatif,
kreatif, dan menyenangkan (paikem)
merupakan salah satu model pembelajaran yang inovatif, kritis, dan logis. Model pembelajaran ini inovatif karena
diperlukan ide-ide kreatif dan inovatif guru dalam memilih metode dan merancang
strategi pembelajaran. Kritis karena menuntun peserta didik belajar kritis
untuk mengetahui, melakukan, bekerjasama dan mandiri dalam belajar. Logis
karena menuntun peserta didik berlogika dalam memecahkan persoalan-persoalan pembelajaran
yang dihadapinya. Model Pembelajaran ini berorientasi pada Student Center, yang
bermakna bahwa peserta didiklah yang aktif dalam pembelajaran.
Model Paikem melibatkan
paling sedikit empat prinsip utama dalam proses pembelajarannya. Pertama,
proses Interaksi, yakni peserta didik berinteraksi secara aktif dengan guru,
rekan peserta didik, multi-media, referensi, lingkungan dsb. Kedua, proses
Komunikasi , peserta didik mengkomunikasikan pengalaman belajar mereka dengan
guru dan rekan peserta didik lain melalui cerita, dialog atau melalui simulasi
role-play. Ketiga, proses Refleksi, peserta didik memikirkan kembali
tentang kebermaknaan apa yang mereka telah pelajari, dan apa yang mereka telah
lakukan. Keempat, proses Eksplorasi, peserta didik mengalami langsung
dengan melibatkan semua indera mereka melalui pengamatan, percobaan, penyelidikan
dan/atau wawancara.
Kata kunci : Model Paikem
2.
Pengertian dan Hakikat
Pembelajaran Aktif,
Inovatif, Kreatif, dan menyenangkan (PAIKEM) adalah Model pembelajaran yang
menggambarkan keseluruhan proses belajar mengajar yang berlangsung menyenangkan
dengan melibatkan peserta didik untuk berpartisipasi secara aktif selama proses
pembelajaran. Pembelajaran aktif
merupakan pembelajaran yang lebih banyak melibatkan aktivitas peserta didik
dalam mengakses berbagai informasi dan pengetahuan untuk dibahas dan dikaji
dalam proses pembelajaran di kelas, sehingga mereka mendapat berbagai pengalaman
yang dapat meningkatkan pemahaman dan kompetensinya. Aktif juga dimaksudkan bahwa dalam proses pembelajaran
guru harus menciptakan suasana sedemikian rupa sehingga peserta didik aktif
bertanya, membangun gagasan, dan melakukan kegiatan yang dapat memberikan
pengalaman langsung sehingga belajar merupakan proses aktif peserta didik dalam
membangun pengetahuannya sendiri.
Inovatif maksudnya guru diharapkan
memberikan hal-hal baru yang membuat peserta didik tertarik untuk belajar.
Inovatif juga dimaknai peserta didik dapat menemukan pengalaman-pengalaman baru
dan menarik dalam belajar. Dari kreativitas peserta didik diharapkan ada
inovasi-inovasi baru yang akan muncul selama proses pembelajaran.
Kreatif dimaksudkan agar
guru menciptakan kegiatan belajar yang beragam sehingga memenuhi berbagai
tingkat kemampuan peserta didik. Pembelajaran kreatif menuntut guru untuk
merangsang kreatifitas peserta didik, baik dalam mengembangkan kecakapan
berpikir maupun dalam melakukan suatu tindakan. Berpikir kreatif selalu dimulai
dengan berpikir kritis. Berpikir kritis harus dikembangkan dalam proses
pembelajaran agar peserta didik terbiasa mengembangkan kreativitasnya.
Efektif adalah pembelajaran menghasilkan apa yang harus dikuasai oleh peserta didik setelah proses pembelajaran
berlangsung seperti tercantum dalam tujuan akhir pembelajaran. Pembelajaran dapat dikatakan
efektif jika mampu memberikan pengalaman baru kepada peserta didik, membentuk
kompetensi, serta mengantarkan mereka kepada tujuan yang ingin dicapai secara
optimal.
Menyenangkan berkenaan
dengan suasana belajar-mengajar yang kondusif sehingga peserta didik memusatkan
perhatiannya secara penuh pada belajar sehingga waktu curah perhatiannya (“time
on task”) tinggi. Pembelajaran yang menyenangkan ini menuntut adanya pola
hubungan yang baik antara guru dan peserta didik dalam proses pembelajaran.
Guru memosisikan diri sebagai mitra belajar siswa, bahkan dalam hal tertentu
tidak menutup kemungkinan guru belajar dari peserta didik. Dalam hal ini perlu
diciptakan suasana yang demokratis dan tidak ada beban, baik guru maupun
peserta didik dalam melakukan proses pembelajaran. Proses pembelajaran
yang dilakukan dengan aktif dan menyenangkan diharapkan lebih efektif untuk
mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan sebelumnya.
Model Paikem memberikan kesempatan
kepada peserta didik untuk mengemukakan pendapat atau ide ketika dihadapkan
kepada sebuah problema yang pemecahannya dilakukan dengan berbagai keterampilan
dan dibantu sumber-sumber lain yang relevan. Model ini meletakkan pendidikan
pada empat dasar, yaitu belajar mengetahui (learning
to know), belajar melakukan (learning to do), belajar hidup kebersamaan (learning to live together), dan belajar
menjadi diri sendiri (learning to be).
Inti dari Paikem terletak pada kemampuan guru untuk memilih
strategi dan metode pembelajaran yang inovatif. Strategi pembelajaran yang
dapat membuat peserta didik aktif adalah strategi pembelajaran yang
berorientasi pada peserta didik (student centered learning). Dalam
penerapan model pembelajaran ini, guru berperan sebagai fasilitator yaitu
memfasilitasi peserta didik untuk belajar. Pengetahuan diperoleh peserta didik
berdasarkan pengalamannya sendiri, bukan ditransfer pengetahuan dari guru.
Pembelajaran yang
menyenangkan dapat terjadi apabila hubungan interpersonal antara guru dan
peserta didik berlangsung baik. Banyak cara yang dapat dilakukan untuk membuat
suasana pembelajaran berlangsung menyenangkan. Dalam model Paikem, pembelajaran
yang menyenangkan dapat dicapai karena peserta didik aktif selama proses
pembelajaran. Selain itu, motivasi belajar juga memiliki andil yang tinggi
terhadap suasana senang belajar. Supaya motivasi belajar tetap tinggi, guru
perlu memberikan umpan balik terhadap hasil belajar yang telah dicapai atau
tugas yang telah diselesaikan oleh peserta didik.
3.
Kedudukan
guru pada model Paikem
Pada
model paikem guru tidak banyak melakukan intervensi pada kegiatan peserta
didik. Menurut Kasmad dan Pratomo(2012) dalam Arifin dan Haryono (2016), guru hanya berperan sebagai fasilitator,
motivator, guider, dan evaluator. Sebagai
fasilitator guru hanya mengarahkan, menyediakan, dan menciptakan lingkungan
belajar yang kondusif bagi peserta didik. Peserta didik diberi kesempatan untuk
mencari, mengasah sendiri materi yang
diberikan oleh guru dengan menggunakan kemampuan dan keterampilan, pengalaman dan sumber-sumber lain yang
mendukung terhadap materi sebagai fokus kajian mereka untuk memperoleh
pengalaman baru. Sebagai motivator guru berupaya mendorong dan menstimulasi
peserta didik agar dapat melakukan perbuatan belajar lebih optimal dan bermakna.
Materi yang diberikan harus mengandung banyak unsur masalah dan solusinya,
menimbulkan penasaran, dan memberikan alternatif jawaban yang luas. Guru
sebagai guider berperan mengarahkan peserta didik bila menemui kesulitan atau
hambatan dalam pembelajaran. Peserta didik sebagai student center diberi kebebasan untuk mencari dan menemukan sendiri
dalam proses pembelajaran. Guru sebagai evaluator memberikan penilaian terhadap
kegiatan peserta didik baik secara individu maupun kelompok. Penilaian oleh guru
meliputi aktivitas, kerjasama, tes perbuatan maupun lisan.
4.
Strategi
dan langkah-langkah model Paikem
Menurut
Arifin dan Haryono (2016:208) Strategi pengajaran merupakan siasat guru dalam
merancang program pengajaran sesuai dengan standar kompetensi dan kompetensi
dasar agar dapat dicapai secara efektif dan efesien. Peserta didik akan belajar
lebih optimal dan bermakna jika program
pengajaran dirancang dengan baik.
Sebagus apapun program pengajaran tanpa dirancang dengan baik, akan berdampak
kurang optimal.
Dalam
menentukan strategi pengajaran, ada dua hal yang patut dicermati. Pertama,
strategi pengajaran pada rencana tindakan atau rangkaian tindakan termasuk
merumuskan tujuan, materi, metode, media, pemanfaatan sumber-sumber, dan
evaluasi. Kedua, strategi pada tindakan semua yang telah direncanakan
difokuskan untuk pencapaian tujuan.
Dalam menerapkan
model Paikem, perlu memperhatikan hal-hal berikut:
1.
Pemanasan
dan apersepsi
Pemanasan
dan apersepsi perlu dilakukan untuk menjajaki pengetahuan peserta didik,
memotivasi peserta didik, dengan menyajikan materi yang menarik, dan mendorong
mereka untuk mengetahui berbagai hal baru. Pemanasan dan apersepsi ini dapat
dilakukan sebagai berikut:
a.
Mulailah
pengajaran dengan hal-hal yang sudah diketahui dan dipahami peserta didik.
b.
Motivasi
peserta didik dengan bahan ajar yang menarik dan berguna bagi kehidupan mereka.
c.
Gerakkan
peserta didik agar tertarik dan bernafsu untuk mengetahui hal-hal baru.
2.
Eksplorasi
Eksplorasi
merupakan kegiatan pengajaran untuk mengenalkan bahan dan mengaitkannya dengan
pengetahuan yang telah dimiliki peserta didik. Hal tersebut dapat ditempuh
sebagai berikut:
a.
Perkenalkan
materi standar dan kompetensi dasar yang harus dimiliki oleh peserta didik;
b.
Kaitkan
materi standar dan kompetensi dasar yang baru dengan pengetahuan dan kompetensi
yang sudah dimiliki oleh peserta didik.
c.
Pilihlah
metode yang paling tepat, dan gunakan secara bervariasi untuk meningkatkan
penerimaan peserta didik terhadap materi standar dan kompetensi baru.
3.
Konsolidasi
pembelajaran
Konsolidasi
merupakan kegiatan untuk mengaktifkan peserta didik dalam pembentukan
kompetensi dan mengaitkan kompetensi dengan kehidupan peserta didik.
Konsolidasi pembelajaran ini dapat dilakukan sebagai berikut:
a.
Libatkan
peserta didik secara aktif dalam menafsirkan dan memahami materi standar dan
kompetensi baru.
b.
Libatkan
peserta didik secara aktif dalam proses pemecahan masalah, terutama dalam
masalah-masalah aktual.
c.
Letakkan
penekanan pada kaitan stuktural, yaitu kaitan antara materi standar dan
kompetensi baru dengan berbagai aspek kegiatan dan kehidupan dalam lingkungan
masyarakat.
d.
Pilihlah
metode yang paling tepat sehingga materi dapat diproses menjadi kompetensi
peserta didik.
4.
Pembentukan
Kompetensi sikap, dan perilaku.
Pembentukan
kompetensi sikap dan perilaku peserta didik dapat dilakukan sebagai berikut:
a.
Doronglah
peserta didik untuk menerapkan konsep, pengertian, dan kompetensi yang
dipelajarinya dalam kehidupan sehari-hari.
b.
Praktikkan
pembelajaran secara langsung agar peserta didik dapat membangun kompetensi
sikap dan perilaku baru dalam kehidupan sehari-hari berdasarkan pengertian yang
dipelajari.
c.
Gunakan
metode yang tepat agar terjadi perubahan kompetensi sikap dan perilaku peserta
didik.
5.
Penilaian
kegiatan
Penilaian
kegiatan dapat dilakukan sebagai berikut:
a.
Kembangkan
cara-cara untuk menilai hasil pembelajaran peserta didik.
b.
Gunakan
hasil penilaian tersebut untuk menganalisis kelemahan atau kekurangan peserta
didik dan masalah-masalah yang dihadapi guru dalam memberikan kemudahan kepada
peserta didik.
c.
Pilihlah
metode yang paling tepat sesuai dengan kmpetensi yang ingin dicapai.
Tabel 1 Sintaks
Model PAIKEM
Tahap
|
Kegiatan pembelajaran
|
Tahap 1
Pendahuluan
|
1. Mengaitkan
pembelajaran sekarang
dengan pembelajaran sbelumnya.
2. Memotivasi siswa
3. Memberikan
pertanyaan kepada
siswa untuk mengetahui konsep-konsep
prasyarat yang sudah dikuasai oleh siswa.
4. Menjelaskan tujuan pembelajaran.
|
Tahap 2
Presentasi
materi
|
1. Presentasi
konsep-konsep
yang harus dikuasai
oleh siswa.
2. Presentasi alat dan bahan yang dibutuhkan.
|
Tahap 3
Membimbing kelompok
belajar
|
1. Menempatkan siswa ke dalam kelompok belajar.
2. Memberi Lembar Kerja Siswa (LKS)
3. Menjelaskan langkah-langkah kegiatan yang
akan dilaksanakan.
4. Memberikan bimbingan pada
kelompok
yang
membutuhkan
5. Mengumpulkan hasil kerja kelompok
|
Tahap 4
Menelaah pemahaman dan memberikan umpan balik
|
1. Memberikan
kesempatan pada kelompok
untuk
mempresentasikan hasil kerjanya
2. Memberikan kesempatan pada kelompok lain untuk menanggapi hasil presentasi
3. Memberikan konfirmasi terhadap hasil
kerja siswa
|
Tahap 5
Pengembangan dan
penyerapan
|
1. Membimbing siswa menyimpulkan seluruh materi
pembelajaran yang telah diperajari
2. Memberikan tugas rumah
|
Tahap 6
Menganalisis dan mengevaluasi
|
1. Membantu siswa untuk melakukan refleksi
2. Melaksanakan
penilaian pada akhir
pembelajaran
dalam bentuk tes.
|
(habibah
Umi,
2012: 27)
Tabel 2. Kreteria
PAIKEM dalam
Pembelajaran
Kreteria Aktif
|
Kreteria Kreatif
|
Siswa melakukan
sesuatu
dengan
memikirkan apa yang mereka lakukan
seperti:
● Menulis
●Berdiskusi
● Berdebat
● Memecahkan masalah
●Mengajukan
pertanyaan
● Menjawab pertanyaan
● Menjelaskan
● Menganalisis
|
●Berpikir kritis
●Memecahkan masalah
secara konstruktif
●Ide/gagasan yang berbeda
● Berpikir konvergen (pemecahan
masalah yang “benar” atau “terbaik”)
●Berpikir divergen (beragam alternatif pemecahan
masalah)
●Fleksibelitas
dalam berpikir (melihat
dari berbagai sudut pandang)
● Berpikir terbuka
|
Kreteria Inovatif
|
Kreteria Menyenangkan
|
Ketercapaian
target hasil belajar,
dapat berupa:
●Siswa menguasai konsep
● Siswa mampu mengaplikasikan konsep pada
masalah sederhana
● Siswa menghasilkan produk
tertentu
●Siswa termotivasi untuk belajar
|
Pembelajaran
berlangsung secara:
● Interaktif
● Dinamik
●Menarik
● Menggembirakan
● Atraktif
●Menimbulkan inspirasi
|
Sumber:
Adopsi dari Indrawati dan Setiawan (2009: 18).
5.
Contoh penerapan model Paikem dalam
pembelajaran
Tema pembelajaran:
Mengapresiasi dan mengkreasikan Fabel
Kompetensi Dasar
3.11 Mengidentifikasi informasi tentang fabel/ legenda daerah setempat yang dibaca dan didengar.
4.11 Menceritakan kembali isi fabel/ legenda daerah setempat.
Tujuan pembelajaran:
1. Peserta
didik dapat menjelaskan tokoh dan karakter yang ada dalam cerita fabel.
2. Peserta
didik dapat menjelaskan latar cerita fabel.
3. Peserta
didik dapat menceritakan kembali isi fabel yang dibacanya
4. Peserta
didik dapat menjelaskan pesan moral dari cerita fabel yang dibacanya
Langkah-langkah pembelajaran:
1. Pendahuluan
1. Guru
memperlihatkan buku-buku yang berisi cerita fabel atau legenda
2. Guru
bertanya jawab dengan peserta didik tentang cerita fabel atau legenda yang
pernah dibaca atau di dengar siswa.
3. Guru
memberikan kesempatan pada beberapa orang peserta didik untuk menceritakan
fabel atau legenda yang sudah dibaca atau di dengar sebelumnya.
4. Guru
menjelaskan tujuan pembelajaran yang akan dicapai pada kegiatan proses belajar
mengajar.
5. Guru
membentuk kelompok diskusi yang beranggotakan 4
atau 5 orang.
2. Kegiatan
inti.
1. Peserta
didik membentuk kelompok sesuai dengan yang sudah direncanakan
2. Masing-masing
kelompok menunjuk ketua dan sekretaris.
3. Guru
membagikan buku cerita fabel dan kertas kerja kepada masing-masing kelompok.
4. Setiap
kelompok membaca buku dan mendiskusikan jawaban dari kertas kerja yang sudah
dibagikan.
5. Guru
membimbing siswa dalam menjawab pertanyaan pertanyaan terbuka yang membutuhkan
beragam jawaban.
6. Peserta
didik belajar menemukan jawaban-jawaban dari pertanyan terbuka tersebut.
7. Peserta
didik membuat kesimpulan hasil diskusi kelompok
8. Masing-masing
kelompok memaparkan hasil kerja di depan kelas secara bergiliran.
9. Setiap
ada pertanyaan atau jawaban siswa selalu diberikan aplus dengan tepuk tangan
10. Kelompok
lain diberi kesempatan untuk menanggapi.
11. Setiap
pergantian kelompok untuk maju selalu dimulai dengan yel-yel yang membangkitkan
semangat
12. Guru
berperan sebagai moderator dalam diskusi tersebut
3. Kegiatan
penutup.
1. Dibawah
bimbingan guru, Peserta didik merefleksi pembelajaran yang sudah dilakukan
2. Guru
dan peserta didik menyimpulkan pembelajaran yang sudah berlangsung
3. Guru
memberikan pesan-pesan moral yang ada hubungannya dengan pembelajaran yang
sudah berlangsung.
4. Guru
menyampaikan rencana materi pelajaran pada pertemuan yang akan datang.
5. Guru
dan peserta didik menutup pembelajaran
Contoh
Lembar kerja Siswa:
Jawablah
pertanyaan-pertanyaan berikut:
1. Peristiwa
apa yang terjadi dalam dongeng tersebut?
2. Apa
judul cerita fabel yang Anda baca?
3. Siapa
tokoh ceritanya?
4. Bagaimana
watak masing-masing tokoh tersebut?
5. Bagaimana
jalan cerita Fabel tersebut?
6. Cerita
fabel merupakan sindiran untuk manusia, ada manusia cerdik seperti kancil, ada
yang mudah dibodohi seperti karakter buaya, ada yang bijaksana seperti karakter
kura-kura, menurut Anda, dalam dunia nyata adakah orang yang mempunyai sifat
atau karakter seperti tokoh cerita fabel yang sudah Anda baca tersebut, berikan
penjelasanmu.
7. Bagaimana
menurutmu jika mengahadapi orang-orang seperti dalam cerita fabel tersebut?
8. Pesan
moral apa yang dapat kamu Ambil dari cerita fabel tersebut?
Daftar
Pustaka
Arifin,
Zainal dan Anung Haryono. 2016. Metodologi
pengajaran bahasa dan sasstra. Tangerang: Pustaka Mandiri.
Sardiman.
2014. Interaksi dan motivasi belajar
mengajar. Jakarta: Raja Grafindo Persada
Mulyatiningsih,
Endang. 2010. Pembelajaran aktif,
inovatif, kreatif, efektif, dan menyenangkan. Dipetik 17 3, 18. Dari
pencarian http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/pengabdian/dra-endang-mulyatiningsih-mpd/5cmodel-pembelajaran-paikem22810.pdf
Dipetik
17 3, 18. Dari pencarian http://digilib.unila.ac.id/6338/18/BAB%20II.pdf
Tidak ada komentar:
Posting Komentar