Minggu, 06 Agustus 2017
Sabtu, 27 Mei 2017
RPP K 13 KLS 7 SMT 2
RENCANA PELAKSANAAN
PEMBELAJARAN (RPP) KURIKULUM 2013
MATA PELAJARAN
BAHASA INDONESIA
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP 02)
Mata Pelajaran : Bahasa
Indoesia
Kelas/semester : VII/Semester dua
Materi Pokok : Teks Cerita Pendek
Alokasi Waktu
: 2 Pertemuan (6 Jam
Pelajaran)
A.
Kompetensi Inti
1. Menghargai dan menghayati ajaran agama yang
dianutnya.
2. Menghargai dan menghayati perilaku jujur,
disiplin, tanggung jawab, peduli (toler- ansi, gotong royong), santun, percaya
diri, dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam
jangkauan pergaulan dan keberadaannya.
3.
Memahami pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural) berdasarkan
rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya terkait
fenomena dan kejadian tampak mata.
4.
Mencoba, mengolah, dan menyaji dalam ranah konkret (menggunakan,
mengurai, merangkai, memodifikasi, dan
membuat) dan ranah abstrak (menulis, membaca, menghitung, menggambar, dan
mengarang) sesuai dengan yang dipelajari di seko- lah dan sumber lain yang sama
dalam sudut pandang/teori.
B. Kompetensi Dasar dan Indikator
No
|
Kompetensi Dasar
|
Indikator
|
1
|
1.2 Menghargai
dan men- syukuri keberadaan ba- hasa Indonesia sebagai anugerah Tuhan yang
Maha Esa sebagai sa- rana memahami infor- masi lisan dan tulis.
|
1.2.1 Terbiasa menggunakan bahasa Indonesia
dengan baik dan benar;
|
2
|
2.1 Memiliki perilaku percaya diri, peduli, dan
santun dalam merespon secara prib- adi peristiwa jangka pendek.
|
2.1.1 Terbiasa berinisiatif dalam bahasan memecahkan
masalah;
2.1.2 Terbiasa
memberi pendapat dalam bahasan pemecahan masalah;
2.1.3 Terbiasa toleran dalam memecahkan ma- salah;
2.1.4 Terbiasa membantu sejawat dalam mem-
ecahkan masalah;
2.1.5 Terbiasa
menggunakan pilihan kata yang menunjukkan sikap santun;
2.1.6 Terbiasa menggunakan ekspresi yang menunjukkan sikap
santun;
2.1.7 Terbiasa
menggunakan gerture yang menunjukkan sikap santun;
|
3
|
3.1 Memahami teks hasil observasi,
tanggapan deskriptif, eksposisi, eksplanasi, dan cerita pendek baik melalui
lisan maupun tulisan.
|
1.1.1 Mengidentifikasi isi teks cerpen;
1.1.2 Mengidentifikasi struktur teks cerpen;
1.1.3 Mengidentifikasi ciri bahasa cerpen.
|
4
|
4.1 Menangkap makna teks hasil observasi,
tanggapan deskriptif, eksposisi, eksplanasi, dan cerita pendek baik secara
lisan maupun tulisan.
|
1.1.1 Mejelaskan
makna kata/isi teks cerpen;
1.1.2 Menjelaskan kalimat yang terdapat pada teks cerpen;
1.1.3 Menjelaskan
ungkapan yang terdapat pada teks cerpen;
1.1.4 Menjawab
pertanyaan literal yang terkait dengan teks cerpen;
1.1.5 Menjawab
pertanyaan inferensial yang ter- kait dengan isi teks cerpen;
1.1.6 Menjawab
pertanyaan integratif yang terkait dengan isi teks cerpen;
1.1.7 Menjawab
pertanyaan kritis yang terkait dengan isi teks cerpen;
1.1.8 Menemukan
keterkaitan isi teks cerpen den- gan kehidupan sehari-hari.
|
D. Tujuan Pembelajaran
Kompetensi Sikap
2.5.1 Terbiasa
berinisiatif dalam bahasan memecahkan masalah;
2.5.2 Terbiasa
memberi pendapat dalam bahasan
pemecahan masalah;
2.5.3 Terbiasa toleran dalam memecahkan masalah;
2.5.4 Terbiasa membantu sejawat dalam
memecahkan masalah;
2.5.5 Terbiasa menggunakan pilihan kata yang
menunjukkan sikap santun;
2.5.6 Terbiasa
menggunakan ekspresi yang menunjukkan sikap santun;
2.5.7 Terbiasa menggunakan gerture yang menunjukkan
sikap santun;
Kompetensi Pengetahuan dan
Keterampilan
Pertemuan ke-1
Setelah membaca sebuah
cerpen, peserta didik mampu
1.1.1 mengidentifikasi isi teks cerpen dengan baik;
1.1.2 mengidentifikasi struktur teks cerpen dengan baik;
1.1.3 mengidentifikasi ciri bahasa teks cerpen dengan baik
Pertemuan ke-2
Setelah membaca cerpen,
peserta didik mampu
1.1.1 menjelaskan makna kata/ isi teks cerpen dengan baik;
1.1.2 menjelaskan
kalimat yang terdapat pada teks cerpen dengan baik;
1.1.3 menjelaskan ungkapan yang terdapat dalam teks cerpen
dengan baik.
1.1.4 menjawab
pertanyaan literal yang terkait dengan teks cerpen;
1.1.5 menjawab
pertanyaan inferensial yang terkait dengan teks cerpen;
1.1.6 menjawab
pertanyaan integratif yang terkait dengan teks cerpen;
1.1.7 menjawab
pertanyaan kritis yang terkait dengan isi teks cerpen dengan baik;
1.1.8 menemukan
keterkaitan isi teks cerpen dengan kehidupan sehari-hari.
E. Materi Pembelajaran
Pertemuan ke-1
1. Isi teks cerpen;
2. Struktur teks cerpen;
3. Ciri bahasa cerpen;
4. Kebiasaan bersikap percaya diri dengan berinisiatif dan banyak
berpendapat saat berdiskusi;
5. Kebiasaan bersikap peduli dengan menunjukkan sikap toleran dan
banyak membantu sejawat;
6. Kebiasaan bersikap santun dengan pilihan kata, ekspresi, dan
gestur dalam berdiskusi.
Pertemuan ke-2
1. Isi
teks cerpen;
2. Keterkaitan isi teks cerpen dengan
kehidupan nyata sehari-hari peserta didik;
3. Kebiasaan bersikap percaya diri dengan berinisiatif dan banyak
berpendapat saat berdiskusi;
4. Kebiasaan bersikap peduli dengan menunjukkan sikap toleran dan
banyak membantu sejawat;
5. Kebiasaan bersikap santun dengan pilihan kata, ekspresi, dan
gestur dalam berdiskusi.
F.
Metode Pembelajaran
• Pendekatan
Saintitif (Scientific Approach)
• Model
Pembelajaran Berbasis Teks (Genre-based
Aproach)
• Sintak:
1) mengamati teks cerpen;
2) menanya;
3) mencoba/mengumpulkan data atau
informasi;
4) mengasosiasi/menganalisis data atau
informasi;
5) mengomunikasikan hasil;
6) mencipta.
G. Media, Alat, dan Sumber
1. Media
Pembelajaran
• Model : Teks Cerpen pemenang lomba tahun
2010, 2011, 2012
• Gambar : Ilustrasi buku atau kupu-kupu dan
seorang wanita
2. Alat dan bahan
• Laptop
• LCD player
3. Sumber
Belajar
Alwi, Hasan. 2003. Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia. Edisi IV. Jakarta: Balai Bahasa.
hlm. …
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. 2014. Bahasa Indonesia: Wahana Pengeta- huan untuk
SMP/MTs Kelas VII. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebuday- aan.
hlm....
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. 2014. Bahasa Indonesia Wahana Pengeta- huan: Buku
Pendidik. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. hlm...
Penulis. Tahun. Pelajaran Mengarang. Jakarta: Kompas-Gramedia. (Kumpulan Cer- pen)
Pusat
Pembinaan dan Pengembangan Bahasa. 2003. Kamus
Besar Bahasa Indonesia.
Jakarta: Balai
Pustaka.
Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa. 2010. Ejaan Bahasa Indonesia yang Dis- empurnakan.
Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
H. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran
Pertemuan Pertama
a. Kegiatan
Pendahuluan (12 menit)
• Peserta didik dengan
dipimpin temannya bersama guru melakukan doa bersama sebelum pembelajaran
dimulai.
• Peserta didik diajak
pendidik mengingat suasana komunikasi di
keluarga: ayah, ibu, kakak, dan adik untuk membangun hubungan antara pendidik
dan peserta didik.
•
Peserta didik diarahkan
pendidik untuk membentuk kelompok dengan anggota
3—4 orang.
Pendidik menarik perhatian peserta didik dengan menggunakan
guntingan judul
dan bagian tengah cerpen “Kupu-kupu Ibu” kepada peserta
didik dan peserta diminta menebak isi informasinya.
• Peserta didik, mewakil kelompok, memberikan pendapatnya secara bersung-
guh-sungguh berdasar pengetahuan
awalnya.
• Pendidik membangkitkan
motivasi peserta didik dengan menyatakan bahwa setiap jawaban peserta didik
pada dasarnya benar. Setiap jawaban yang kurang sempurna terhadap tebakan isi
cerpen disempurnakan oleh pendidik.
• Pendidik menyampaikan tema
dan tujuan dan menjelaskan manfaat belajar po- kok bahasan cerita pendek.
b. Kegiatan
inti (90 menit)
1) Mengamati :
• Peserta didik menjawab enam
pertanyaan yang ada pada buku siswa hlm. 34-35 untuk membangun pemahaman
tentang teks cerpen Indonesia.
• Pendidik menjelaskan sejarah
singkat tentang cerpen untuk membangun kon- teks.
• Setelah menjawab pertanyaan,
peserta didik menyimak pendidik membacakan cerita pendek berjudul “Kupu-kupu
Ibu”. Sambil mendengarkan pembacaan cerpen oleh pendidik, peserta didik mencermati hal-hal yang menarik
dan nya- man dinikmati dari cerpen tersebut.
2) Menanya :
•
Peserta didik dengan bimbingan
pendidik bertanya jawab tentang hal-hal (posi- tif, negatif, menonjol, baru,
sering muncul, dll) yang terdapat pada
cerpen “Ku- pu-kupu Ibu”.
• Dengan teknik catat
bersusun, peserta didik melengkapi tabel untuk mendalami pemahaman pada isi cerpen.
Peserta didik melengkapi tabel yang bersisi enam penggalan kalimat yang
ditandai dengan bintang tiga (***) pada buku siswa hlm.
39.
• Peserta didik bertanya jawab
tentang isi , struktur, dan cirri bahasa teks cerpen dalam diskusi kelompok kecil.
• Peserta didik menemukan
jawaban “sementara” atas berbagai pertanyaan ten- tang isi, struktur, dan ciri
bahasa teks cerita pendek berjudul “Kupu-kupu Ibu”.
3) Mengumpulkan data
• Dengan dipandu oleh
pendidik, peserta didik mengenali struktur teks cerita pendek: orientasi,
komplikasi, dan resolusi. “Kupu-kupu Ibu”, khususnya judul.
• Dengan dipandu oleh
pendidik, peserta didik mengenali struktur teks cerita pendek “Kupu-kupu Ibu”,
khususnya tokoh dan penokohan.
• Dengan dipandu oleh pendidik,
peserta didik mengenali struktur teks cerita pendek “Kupu-kupu Ibu”, khususnya
latar.
• Dengan
dipandu oleh pendidik, peserta didik mengenali struktur teks cerita
pendek
“Kupu-kupu Ibu”, khususnya konflik.
• Dengan dipandu oleh
pendidik, peserta didik mengenali struktur teks cerita pendek “Kupu-kupu Ibu”,
khususnya klimaks.
• Dengan dipandu oleh
pendidik, peserta didik mengenali struktur teks cerita pendek “Kupu-kupu Ibu”,
khususnya leraian dan amanat.
• Peserta didik mengenali ide
pokok cerita yang diyakini dijadikan sumber cerita pada cerita pendek “Kupu-kupu Ibu”.
• Peserta didik dengan bantuan
pendidik mengenali struktur bentuk teks cerita pendek.
• Peserta didik dengan bantuan
pendidik mengenali cirri bahasa teks cerita pendek.
4) Menalar
• Peserta didik
mengidentifikasi hal-hal menarik dari
cerpen yang baru didengar- nya.
• Peserta didik
menuliskan pesan/amanat dari cerita pendek “Kupu-kupu Ibu”.
• Bersama
kelompoknya peserta didik menuliskan isi secara singkat cerita pendek
“Kupu-kupu Ibu”
• Peserta didik
berdiskusi bersama kelompoknya untuk mengidentifikasi struktur
bentuk teks
cerita pendek.
• Peserta didik berdiskusi
bersama kelompoknya untuk mengidentifikasi ciri
ba- hasa teks cerita pendek.
• Peserta didik berdiskusi
bersama kelompoknya untuk menjelaskan struktur ben- tuk teks
cerpen “Kupu-kupu Ibu”.
• Peserta didik berdiskusi
bersama kelompoknya untuk menjelaskan ciri bahasa teks cerpen
“Kupu-kupu Ibu”.
• Peserta didik bersama
kelompoknya menuliskan simpulan akhir hasil diskusi kelompok tentang isi,
struktur bentuk, dan ciri bahasa teks cerpen berjudul “Kupu-kupu Ibu”untuk
dipresentasikan dalam diskusi kelas.
5) Mengomunikasikan
• Peserta didik bersama
kelompoknya mempresentasikan tentang isi, struktur bentuk, dan ciri bahasa cerpen
“Kupu-kupu Ibu” dalam diskusi kelas.
• Peserta didik berdiskusi
kelas menjelaskan (1) kata-kata sifat
untuk mendeskrip- sikan pelaku, penampilan fisik, atau kepribadiannya; dan (2) kata-kata keteran- gan untuk
menggambarkan latar (latar waktu, tempat,
dan suasana).
• Sementara kelompok
mempresentasikan hasil diskusinya, kelompok lain mem- beri komentardan
menanggapi.
• Peserta didik dengan
bimbingan pendidik membuat simpulan hasil diskusi kelas tentang isi, struktur bentuk, dan ciri bahasa teks cerpen. Simpulan yang
diban- gun dari simpulan kelompok kecil, kini menjadi lebih sempurna, menjadi
simpu- lan kelas.
c. Kegiatan
Penutup (18 menit)
1) Pendidik dan
peserta didik melakukan refleksi terkait
dengan pembelajaran
yang baru
berlangsung.
2) Pendidik
memberikan kuis sederhana untuk mengukur ketercapaian pembelaja- ran hari ini.
3) Pendidik
memberikan tugas untuk pengayaan atau remidi kepada peserta didik.
Pertemuan Kedua
a. Kegiatan
Pendahuluan (12 menit )
• Peserta didik dan pendidik
berdoa bersama dengan dipimpin salah satu dari peserta didik.
• Peserta didik bertanya jawab
tentang materi teks cerpen yang sudah dipelajari sebelumnya.
• Pendidik menyampaikan tujuan
dan menyepakati langkah-langka kegiatan pembelajaran yang akan dilaksanakan.
• Peserta didik duduk
berkelompok sesuai dengan kelompok pada pembelajaran sebelumnya.
b. Kegiatan inti (90
menit)
1) Mengamati :
• Peserta didik
membaca kembali teks cerita pendek berjudul “Kupu-kupu Ibu”
secara sekilas
dan menikmati kekhasan imajinasinya.
• Peserta didik membuat
catatan dan menangkap kata atau istilah “sulit”dalam teks cerita pendek
berjudul “Kupu-kupu Ibu”.
• Peserta didik dengan bantuan
pendidik mencermati contoh makna kata dan konjungsi yang ditulis dalam kalimat.
Contoh-contok kata tersebut dibuat dalam bentuk kartu kata.
2) Menanya
• Peserta didik dengan
bimbingan pendidik bertanya jawab untuk mengingat kem- bali isi, struktur
bentuk, dan ciri bahasa teks cerpen “Kupu-kupu Ibu”. Pertan- yaan dapat berupa
hal-hal yang sudah diketahui pada pembelajaran sebelumnya atau pertanyaan
lanjutan tentang informasi setelah membaca teks cerpen berjudul “Kupu-kupu Ibu”
• Peserta didik
menjawab/mengajukan pertanyaan dengan mengacu pada sebelas butir pertanyaan pada buku peserta
didik (hlm. 41) sebagai pemandu pemaha- man isi cerpen.
• Peserta didik
dan pendidik bertanya jawab tentang makna kata atau istilah
“sulit”dan
konjungsi yang disusun dalam kalimat.
• Peserta didik
melengkapi bagian yang rumpang pada buku peserta didik hlm. 42-
43.
• Peserta didik dengan
bimbingan pendidik membahas jawaban/ hasil pekerjaan peserta didik
3) Mengumpulkan data
• Dengan dipandu oleh
pendidik, peserta didik memberikan
komentar terhadap berbagai isi informasi yang didapat dari pembacaan
cerpen “Kupu-kupu Ibu”. Komentar ditekankan pada keaslian pendapat peserta
didik.
• Dalam diskusi kelompok,
peserta didik membahas komentar masing-masing
dengan sesama peserta didik.
• Dengan dipandu oleh
pendidik, peserta didik memperkaya informasi tentang budaya, nilai, kebiasaan,
sikap seseorang dari buku-buku referensi.
• Peserta didik berdiskusi
untuk mendata makna kata atau istilah “sulit” dan kon- jungsi pada
kalimat-kalimat dalam teks cerita pendek “Kupu-kupu Ibu”.
•
Dalam kelompok peserta didik
membaca sumber-sumber lain untuk menambah pemahaman tentang makna kata atau
istilah “sulit” dan konjungsi yang dipakai pada kalimat.
4) Menalar
• Dengan dipandu oleh
pendidik, peserta didik bersama kelompoknya mengait- kan isi cerita pendek yang dibaca peserta didik
dengan kehidupan nyata peserta didik.
• Peserta didik
bersama kelompoknya mencari contoh dlam kehidupan sehari-hari
yang memiliki kemiripan
peristiwa dalam cerita pendek “Kupu-kupu Ibu”
• Peserta didik menemukan
makna kata dan fungsinya yang ada dalam kalimat pada cerita pendek “Kupu-kupu Ibu” dengan menggunakan kamus yang baik
pada buku siswa hlm. 42.
• Peserta didik menyusun
kalimat lain dengan menggunakan kata-kata yang baru saja ditemukan dari kamus.
Kemudian peserta didik saling bertukar dan meng- oreksi hasil pekerjaannya
dengan dipandu oleh pendidik.
5) Mengomunikasikan
• Peserta didik bersama
kelompoknya menyampaikan hasil diskusi tentang keter- kaitan isi cerita pendek
“Kupu-kupu Ibu”dengan kehidupan nyata peserta didik.
• Dalam diskusi
kelompom/kelas, peserta didik menjelaskan dan memberi contoh keterkaitan isi
cerita pendek dengan kehidupan sehari-hari.
• Peserta didik bersama
kelompoknya dalam diskusi kelas mempresentasikan tentang makna kata dan
konjungsi yang sudah disusun dalam kalimat, kelompok lain mengomentasi dan
memberi masukan
•
Dengan dipandu pendidik
peserta didik menyusun simpulan hasil diskusi kelas tentang keterkaitan isi
cerita pendek “Kupu-kupu Ibu”dengan kehidupan nyata peserta didik, makna kata,
dan ketepatan penggunaan konjungsi dalam kalimat. Simpulan yang disusun menjadi
simpulan kelas.
c. Penutup (18 menit)
• Pendidik dan
peserta didik melalukan refleksi terkait
dengan pembelajaran yang
baru
berlangsung.
• Pendidik memberikan kuis
sederhana untuk mengukur ketercapaian pembelaja- ran hari ini.
• Pendidik
memberikan tugas untuk pengayaan atau remidi kepada peserta didik.
I. Penilaian
1. Kompetensi sikap spiritual dan sosial
a.
|
Jenis/Teknik Penilaian
|
: Observasi
|
b.
|
Bentuk Instrumen
|
: Lembar observasi
|
c.
|
Kisi-kisi:
|
|
LEMBAR OBSERVASI
No.
|
Sikap/Nilai
|
Indikator
|
Butir Pertanyaan
|
1
|
Menghargai dan bersyukur kepa- da Tuhan YME atas keberadaan
bahasa Indonesia
|
Terbiasa menggu- nakan bahasa Indone- sia dengan baik dan
benar.
|
A1
(pada
lampiran 01)
|
2
|
Percaya diri
|
Terbiasa berinisiatif dalam bahasan memecahkan ma-
salah.
|
A2
|
Terbiasa memberi
pendapat dalam bahasan pemecahan masalah.
|
A3
|
||
3
|
Peduli
|
Terbiasa toleran dalam
mem- ecahkan masalah.
|
A4
|
Terbiasa membantu sejawat dalam memecahkan masalah.
|
A5
|
||
4
|
Santun
|
Terbiasa menggunakan pili- han kata dengan santun.
|
A6
|
Terbiasa menggunakan ekspresi dengan santun.
|
A7
|
||
Terbiasa menggunakan ges- ture dengansantun.
|
A8
|
Instrumen :
Lihat Lampiran 01.
Pedoman penskoran : Lihat Lampiran 01.
2. Pengetahuan
a. Teknik Penilaian : Tes Tulis
b. Bentuk Instrumen : Uraian non Objektif
(UNO)
c. Kisi-kisi:
No
|
Indikator
|
Butir Instrumen
|
1
|
Mengenal struktur teks
cerpen
|
B1 (pada lampi- ran 02)
|
2
|
Mengenal struktur bahasa
cerpen
|
B2
|
3
|
Memahami isi teks cerpen.
|
B3
|
Instrumen :
Lihat Lampiran 02.
3. Keterampilan
a.
|
Teknik Penilaian
|
: Tes Praktik
|
b.
|
Bentuk Instrumen
|
: Pilihan Ganda
|
c.
|
Kisi-kisi:
|
|
Keterampilan
|
Butir Instrumen
|
1.1.1 Mengidentifikasi kata, kalimat, dan ung- kapan yang terdapat dalam teks cerpen.
|
C1, C2, C3
|
1.1.2 Menjawab pertanyaan literal, inferensial,
integratif, dan kritis terkait isi cerpen.
|
C4, C,5, C6,C7
|
1.1.3 Menjelaskan keterkaitan isi cerpen den-
gan kehidupan sehari-hari.
|
C8, C9, C10
|
Instrumen :
lihat Lampiran 03.
Keterangan :
1. A1, A2, dst.: untuk kompetensi sikap
(lampiran 01)
2. B1, B2, dst. : untuk kompetensi pengetahuan
(lampiran 02)
3. C1, C2, dst. : untuk kompetensi keterampilan
(lampiran 03)
Jakarta, 17 Juli 2014
Mengetahui


NIP. ...
NIP. ...
Lampiran 01
LEMBAR OBSERVASI
SIKAP SPIRITUAL DAN SIKAP
SOASIAL
No.
|
Sikap/nilai
|
4
|
3
|
2
|
1
|
1
|
Terbiasa menggunakan bahasa Indonesia den- gan baik dan benar.
|
|
|
|
|
2
|
Terbiasa berinisiatif dalam bahasan memecahkan ma-
salah.
|
|
|
|
|
3
|
Terbiasa memberi
pendapat dalam bahasan pemecahan masalah.
|
|
|
|
|
4
|
Terbiasa toleran dalam
mem- ecahkan masalah.
|
|
|
|
|
5
|
Terbiasa membantu sejawat dalam memecahkan masalah.
|
|
|
|
|
6
|
Terbiasa menggunakan pili- han kata dengan santun.
|
|
|
|
|
7
|
Terbiasa menggunakan ekspresi dengan santun.
|
|
|
|
|
8
|
Terbiasa menggunakan ges- ture dengan santun.
|
|
|
|
|
Pedoman penskoran:
4 = selalu, apabila selalu
melakukan sesuai pernyataan
3 = sering, apabila sering melakukan sesuai pernyataan dan
kadang-kadang tidak melakukan
2 = kadang-kadang, apabila
kadang-kadang melakukan dan sering tidak melakukan
1 = tidak pernah, apabila
tidak pernah melakukan
Perhitungan
skor akhir menggunakan rumus: (Skor
diperoleh) x
4 = Skor
akhir
SkorMaksimal
Lampiran 02
TES URAIAN NON OBJEKTIF
(UNO) PENGETAHUAN STRUKTUR CERPEN DAN CIRI BAHASA CERPEN
Petunjuk
1. Baca cerita pendek berjudul “Kartu Pos
dari Surga” berikut!
1. Kemudian, jawablah beberapa pertanyaan yang
menyertainya.
Agus Noor
Mobil jemputan sekolah
belum lagi berhenti,
Beningnya langsung meloncat
menghambur. “Hati-hati!” teriak sopir. Tapi gadis kecil itu malah
mempercepat larinya. Seperti capung ia melintas di halaman. Ia ingin segera
membuka kotak pos itu. Pasti kartu pos dari Mama telah tiba. Di kelas, tadi, ia
sudah sibuk membayang-bayangkan: bergambar apakah kartu pos Mama kali ini?
Hingga Bu Pendidik menegurnya karena terus-terusan melamun.
Beningnya tertegun,
mendapati kotak itu kosong. Ia melongok, barangkali kartu pos itu terselip di
dalamnya. Tapi memang tak ada. Apa Mama begitu sibuk hingga lupa men- girim kartu pos? Mungkin Bi Sari sudah
mengambilnya! Beningnya pun segera berlari ber-
teriak, “Biiikkk…Bibiiikkk…” Ia nyaris terpeleset dan menabrak pintu.
Bik Sari yang sedang
mengepel sampai kaget melihat Beningnya terengah-engah begitu.
“Ada apa, Non?”
“Kartu posnya udah diambil
Bibik, ya?”
Tongkat pel yang dipegangnya
nyaris terlepas, dan Bik Sari merasa mulutnya lang- sung kaku. Ia harus
menjawab apa? Bik Sari bisa melihat mata kecil yang bening itu seketika
meredup, seakan sudah menebak, karena ia terus diam saja. Sungguh, ia selalu
tak tahan melihat mata yang kecewa itu.
***
MARWAN hanya diam ketika Bik Sari cerita kejadian siang tadi. “Sekarang, setiap pulang,
Beningnya selalu nanya kartu pos…” suara pembantunya terdengar
serba salah. “Saya ndak tahu mesti jawab apa…” Memang, tak gampang menjelaskan semuanya pada
anak itu. Ia masih belum genap 6 tahun. Marwan
sendiri selalu berusaha menghindari jawaban langsung bila anaknya
bertanya, “Kok kartu pos Mama belum datang ya, Pa?”
“Mungkin Pak Posnya lagi
sakit. Jadi belum sempet nganter ke
mari…”
Lalu ia mengelus
lembut anaknya. Ia tak menyangka, betapa soal kartu pos ini akan mem-
buatnya mesti mengarang-ngarang jawaban.
Pekerjaan Ren membuatnya
sering bepergian. Kadang bisa sebulan tak pulang. Dari kota-kota yang
disinggahi, ia selalu mengirimkan kartu pos buat Beningnya. Marwan, kadang meledek
istrinya, “Hari gini masih pake kartu pos?” Karna Ren sebenarnya bisa tele- pon atau
kirim SMS. Meski baru playgroup, Beningnya sudah pegang hape.
Sekolahnya me- mang mengharuskan setiap murid punya handphone, agar bisa dicek sewaktu-waktu, terutama saat bubaran sekolah, untuk berjaga-jaga kalau ada
penculikan.
“Kau memang
tak pernah merasakan bagaimana bahagianya dapat kartu pos…” Marwan tak lagi menggoda
bila Ren sudah
menjawab seperti itu. Sepanjang hidupnya,
Marwan tak pernah menerima
kartu pos. Bahkan,
rasanya, ia pun jarang dapat surat pos
yang membuatnya bahagia. Saat SMP, banyak temannya
yang punya sahabat
pena, yang
dikenal lewat rubrik majalah.
Mereka akan berteriak
senang bila menerima
surat balasan
atau kartu
pos, dan memamerkannya dengan membacanya keras-keras. Karena iri, Mar-
wan pernah
diam-diam menulis surat
untuk dirinya sendiri,
lantas mengeposkannya. Ia pun
berusaha tampak gembira
ketika surat yang dikirimkannya sendiri itu ia terima.
Ren sejak kanak sering
menerima kiriman kartu pos dari Ayahnya yang pelaut. “Se- tiap kali menerima kartu pos darinya, aku selalu merasa ayahku muncul dari negeri-negeri yang jauh. Negeri yang
gambarnya ada dalam kartu pos itu…” ujar Ren. Marwan ingat, bagaimana semasa
mereka pacaran, Ren bercerita dengan suara penuh kenangan, “Aku se- lalu mengeluarkan semua kartu pos itu, setiap
Ayah pulang.” Ren kecil duduk di pangkuan, sementara Ayahnya berkisah keindahan kota-kota pada kartu pos yang mereka pandangi.
“Itulah saat-saat menyenangkan dan membanggakan punya Ayah pelaut.” Ren merawat kartu pos itu seperti merawat kenangan. “Mungkin aku
memang jadul. Aku hanya ingin
Beningnya punya kebahagiaan yang aku rasakan…”
Tak ingin berbantahan, Marwan diam. Meski tetap
saja ia merasa aneh, dan yang
lucu: pernah suatu kali Ren sudah pulang, tetapi kartu pos yang dikirimkannya
dari kota yang disinggahi baru sampai tiga hari kemudian!
***
Ketukan di pintu membuat Marwan bangkit,
dan ia mendapati Beningnya berdiri sayu
menenteng kotak kayu. Itu kotak kayu pemberian Ren. Kotak kayu yang dulu juga
dipakai Ren menyimpan kartu pos dari Ayahnya. Marwan melirik jam dinding
kamarnya. Pukul 11.20.
“Nggak bisa tidur, ya? Mo tidur di kamar Papa?” Marwan
menggandeng anaknya masuk.
“Besok Papa bisa anter Beningnya
nggak?” tiba-tiba anaknya bertanya. “Nganter ke mana? Pizza Hut?”
Beningnya menggeleng. “Ke mana?”
“Ke rumah Pak Pos…”
Marwan merasakan sesuatu
mendesir di dadanya.
“Kalu emang Pak Posnya sakit, biar besok Beningnya
aja yang ke rumahnya, ngambil kartu pos dari Mama.”
Marwan hanya diam, bahkan
ketika anaknya mulai mengeluarkan setumpuk kartu pos dari kotak itu. Ia mencoba
menarik perhatian Beningnya dengan memutar DVD
Pokoyo, kartun kesukaannya.
Tapi Beningnya terus sibuk memandangi gambar-gambar kartu pos itu. Sudut kota
tua. Siluet menara dengan burung-burung melintas langit jernih. Sepeda yang
berjajar di tepian kanal. Pagoda kuning keemasan. Deretan kafe payung warna
sepia. Dermaga dengan deretan yacht tertambat.
Air mancur dan patung bocah bersayap. Gambar pada dinding gua. Bukit karang
yang menjulang. Semua itu menjadi tampak lebih indah dalam kartu pos. Rasanya, ia kini mulai dapat memahami, kenapa
seorang pengarang bisa begitu
terobsesi pada senja dan ingin memotongnya menjadi kartu pos buat pacarnya.
Andai ada Ren, pasti akan dikisahkannya gambar-gambar di kartu pos itu hingga Be- ningnya tertidur. Ah, bagaimanakah ia
mesti menjelaskan semuanya pada bocah itu?
“Bilang saja Mamanya pergi…”
kata Ita, teman sekantor, saat Marwan makan siang bersama. Marwan masih
ngantuk, karena baru tidur menjelang jam lima pagi, setelah Ben- ingnya pulas.
“Bagaimana kalau ia malah terus bertanya, kapan pulangnya?” “Ya
sudah, kamu jelaskan saja pelan-pelan yang sebenarnya.”
Itulah. Ia selalu merasa
bingung, dari mana mesti memulainya? Marwan menatap Ita,
yang tampak memberi isyarat agar ia melihat ke sebelah. Beberapa rekan
sekantornya terlihat tengah memandang mejanya dengan mata penuh gosip. Pasti
mereka menduga ia dan Ita…
“Atau kamu bisa saja tulis katu pos buat dia. Seolah-oleh itu
dari Ren..” Marwan tersenyum. Merasa lucu karena ingat kisah masa lalunya.
***
MOBIL jemputan belum lagi berhenti ketika Marwan melihat Beningnya
meloncat turun. Marwan mendengar
teriakan sopir yang menyuruh
hati-hati, tetapi bocah itu telah melesat
menuju kotak pos di pagar rumah. Marwan tersenyum. Ia sengaja tak masuk kantor untuk melihat
Beningnya gembira ketika mendapati
kartu pos itu. Kartu pos yang diam-diam
ia kirim. Dari jendela ia bisa melihat anaknya memandangi kartu pos itu,
seperti tercekat, kemudian berlarian
tergesa masuk rumah.
Marwan menyambut gembira ketika Beningnya menyodorkan kartu pos
itu. “Wah, udah datang ya kartu posnya?”
Marwan melihat mata
Beningnya berkaca-kaca.
“Ini bukan kartu pos dari Mama!”
Jari mungilnya menunjuk
kartu pos itu. “Ini bukan tulisan Mama…”
Marwan tak berani menatap mata anaknya, ketika Beningnya
terisak, dan berlari ke
kamarnya. Bahkan membohongi anaknya saja ia tak bisa! Barangkali memang harus berterus terang. Tapi bagaimanakah menjelaskan kematian pada anak seusianya? Rasanya
akan lebih mudah bila jenazah
Ren terbaring di rumah. Ia bisa membiarkan Beningnya melihat Ma- manya terakhir kali. Membiarkannya ikut
ke pemakaman. Mungkin ia akan terus-terusan menangis karena merasakan
kehilangan. Tetapi rasanya jauh lebih mudah menenangkan Beningnya dari
tangisnya, ketimbang harus menjelaskan bahwa pesawat Ren jatuh ke laut, dan
mayatnya tak pernah ditemukan.
***
KETUKAN gugup di pintu membuat Marwan bergegas bangun. Duabelas lewat, sekilas ia melihat jam kamarnya.
“Ada apa?” Marwan mendapati Bik Sari yang pucat. “Beningnya…”
Terburu Marwan mengikuti Bik
Sari. Dan ia tercekat di depan kamar anaknya. Ada cahaya terang keluar dari celah pintu
yang bukan cahaya
lampu. Cahaya yang terang keper-
akan. Dan ia mendengar Beningnya yang cekikikan riang, seperti tengah
bercakap-cakap dengan seseorang. Hawa dingin bagai merembes dari dinding. Bau
wangi yang ganjil men- gambang. Dan cahaya itu makin menggenangi lantai.
Rasanya ia hendak terserap amblas ke
dalam kamar.
“Beningnya! Beningnya!” Marwan segera menggedor
pintu kamar yang entah kenapa begitu sulit ia buka. Ia melihat
ada asap lembut,
serupa kabut, keluar dari lubang kunci. Bau sangit membuatnya tersedak. Lebih
keras dari bau amoniak. Ia menduga terjadi kebakaran, dan makin panik
membayangkan api mulai melahap kasur.
“Beningnya! Beningnya!” Bik Sari ikut berteriak memanggil. “Buka
Beningnya! Cepat buka!”
Entahlah berapa lama ia
menggedor, ketika akhirnya cahaya keperakan itu seketika lenyap, dan pintu
terbuka. Beningnya berdiri sambil memegangi selimut. Segera Marwan menyambar
mendekapnya. Ia melongok ke dalam kamar, tak ada api, semua rapi. Hanya kartu
pos-kartu pos yang beserakan.
“Tadi Mama datang,” pelan
Beningnya bicara. “Kata Mama tukang posnya emang sakit, jadi Mama mesti nganter
kartu posnya sendiri…”
Beningnya mengulurkan tangan. Marwan mendapati
sepotong kain serupa kartu pos dipegangi anaknya. Marwan menerima
dan mengamati kain itu. Kain kafan yang tepiannya
kecoklatan bagai bekas terbakar.
Singapura-Yogyakarta, Pertanyaan:
1. Jelaskan garis besar/isi cerita pendek
tersebut!
2. Jelaskan struktur cerita pendek tersebut!
3. Jelaskan ciri bahasa yang khas yang kamu
temukan pada cerpen tersebut.
Rambu Jawaban
1.
Bening, anak usia 6 tahun adalah putra Marwan dan Ren. Kesibukannya bekerja di luar kota menjadikan
Ren sering berkirim kartu pos kepada anaknya, Bening. Suatu saat, karena
kecelakaan Ren meninggal di luar kota, jenazahnya tidak bisa dibawa pulang.
Karena belum cukup umur, Bening belum diberi tahu kabar yang sesungguhnya ten-
tang mamanya, Ren. Akhirnya, Bening pun selalu menunggu kartu pos dari mamanya.
2. Cerita
pendek “Kartu Pos dari Surga” beralur mundur. Cerita diawali dari kondisi tera-
khir Bening yang amat merindukan kartu pos dari mamanya. Berikutnya diceritakan
kondisi kehidupan Ren, Marwan, da Bening. Pada akhir cerita, setelah membaca
bahasa yang tersirat, pembaca dapat menyimpulkan bahwa Ren telah meninggal di
luar kota yang tidak memungkinkan jenazahnya dibawa pulang.
3. Sapaan
pada anak yang amat disayang dengan menambahkan klitika “-nya”. Sapaan seperti
ini merupakan terjemahan dari akhirn “-e” dalam bahasa Jawa. Sapaan anak
tersayang dengan tambahan akhir “-e” dalam budaya Jawa ini diadopsi untuk
sapaan sayang dalam bahasa Indonesia. Ini menunjukkan bahwa latar budaya cerita
adalah budaya Jawa.
Lampiran 03
TES PRAKTIK TERTULIS
KETERAMPILAN MENANGKAP ISI CERITA PENDEK
Petunjuk
1. Baca kembali cerpen berjudul “Kartu Pos dari
Surga”.
2. Jawablah pertanyaan berikut dengan memilih
satu alteratif jawaban yang paling benar.
Soal
1. Identifikasi 3 kata kunci yang terdapat pada cerita pendek tersebut!
Jawab:
a. selalu
melongok kotak pos b. kartu
pos
c. sepotong kain serupa kartu pos
2. Identifikasi 2 kalimat yang menurut Anda menarik yang terdapat pada cerita
pendek
tersebut!
Jawab:
a. “Kau memang tak pernah merasakan bagaimana
bahagianya dapat kartu pos..
b. “Tadi
mama dating,” pelan Beingnya bicara,
“kata mama tukang
posnya emang sakit, jadi mama mesti mengantar kartu
posnya sendiri.”
3. Identifikasi ungkapan yang menurut Anda menarik yang terdapat pada cerita
pendek
tersebut!
Jawab:
siluet menara dengan pagoda kuning keemasan a.
……………
4. Menjawab pertanyaan literal
Siapakah yang bercerita pada bacaan di atas? A. Salah satu tokoh, yaitu Marwan
B. Salah satu tokoh, yaitu
Bi Sari
C. Pengamat pencerita
D. Salah satu tokoh, yaitu Beningnya
Kunci: C
5. Menjawab pertanyaan inferensial
Berdasarkan informasi yang kalian temukan
dari bacaan di atas dapat kalian simpulkan bahwa mama Bening adalah seorang
....
A. pramugari
B. pelaut
C. diplomat
D. pengusaha
Kunci: A
6. Menjawab pertanyaan integratif
Berdasarkan informasi pada bacaan di atas, tulislah dua
pelajaran penting yang dapat kalian petik dari bacaan di atas!
Jawab:
1) Mewujudkan perhatian/kepedualian kepada
orang lain dapat dialkukan dengan memberikan kepadanya benda yang murah tapi
unik.
2) Untuk menjadi orang yang bertanggung
jawab pada tugas tidak harus memiliki jabatan tinggi. Bik Sari adalah orang
yang bertanggung jawab pada tugasnya, meski hanya pembantu rumah tangga.
7. Menjawab pertanyaan evaluatif
Pertanyaan Evaluatif
Judul tulisan di atas adalah Kartu Pos dari Surga. Menurut penilain kalian,
apakah judul tersebut sesuai dengan isinya?
Berikan alasan!
Jawab
Sesuai, karena pada cerita
tersebut terdapat unsur misteri dan msiteri itu berkonotasi
positif.
8. Menjelaskan keterkaitan isi cerpen yang
positif dengan kehidupan sehari-hari.
Jawab
Ren adalah gambaran wanita karier yang sangat sibuk. Meski
sibuk, ia masih bertang- gung jawab pada keluarga dengan selalu membangun
komunikasi dengan anaknya dengan cara yang menimbukan kesan baik, yaitu
mengirim kartu pos di era serba digi- tal.
Langganan:
Postingan (Atom)
Wacana Lisan dan Tulis
WACANA LISAN DAN TULIS Oleh Hermanudin SMPN 10 Bengkulu Tengah 1. Pendahuluan Secara umum wacana dapat dipahami sebagai...
-
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Satuan Pendidikan : SMPN 10 Bengkulu Tengah Mata Pelajaran : BAHASA INDONESI...
-
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Satuan Pendidikan : SMPN 10 Bengkulu Tengah Mata Pelajaran : BAHASA INDONESI...
-
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Satuan Pendidikan : SMPN 10 Bengkulu Tengah Mata Pelajaran : BAHASA INDONESI...